Jumat, 27 April 2012

EKSOTISNYA JOGJAKARTA


Trip Repport “PRAMUKA ke JOGYA, Backpacker ala Alumni Gudep Gajahmada-Tribuana” (bagian 2 - habis)

Jum’at pagi tanggal 23 Maret 2012, hujan deras mengguyur bumi Jogjakarta sejak fajar belum menyingsing. Mau tidak mau perjalanan hari ini untuk menyusuri Jogjakarta sedikit tertunda. Karena hari jum’at merupakan hari yang pendek maka kami sadar jika kami harus bergegas berangkat agar bisa mengunjungi berbagai tempat yang sudah masuk dalam list perjalanan kami. Begitu hujan reda dan matahari mulai menampakkan dirinya maka kami langsung bergegas berangkat. Kami keluar  dari perumahan  ambarukmo 3 menuju depan plaza ambarukmo untuk mencari bus trans jogja yang akan membawa kami ke malioboro.

Setelah menunggu, bis jalur 1A merapat ke halte dan kami naik setelah terlebih dahulu membeli tiket elektroniknya  di halte tersebut. Bus membawa kami ke kawasan malioboro, tak lebih dari 20 menit kami telah sampai di halte malioboro 2. Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, rasa lapar telah menggoda perut kami yang sejak kemarin malam hanya terisi air dan gudeg stasiun saja. Tapi kami tahan dulu rasa lapar ini dan terus berjalan menyusuri jalanan malioboro yang masih sepi pada pagi itu.


Tepat di depan, tujuan keenam kami sudah tampak, yaitu Kantor Gubernur DIY. Karena kami tidak punya kepentingan apa-apa, maka kami tidak masuk ke kantor itu, cukuplah foto didepan gerbang kantor saja.. hehe…

Perjalanan kami lanjutkan kembali ke arah selatan, melewati lorong-lorong kios dan lapak-lapak pedagang yang mulai bergeliat menawarkan barang dagangan mereka. Tak lama maka tibalah kami di Pasar Beringharjo, pasar pusat batik di Jogja sekaligus tujuan ke tujuh perjalanan kami. Setelah berpose di depan bangunan pasar kami mulai masuk dan mengelilingi dalamnya pasar yang fenomenal tersebut. Cukup lama kami di dalam pasar  sampai perut ini protes untuk minta diisi terlebih dahulu.  1 jam sudah kami bergumul dengan berbagai macam batik di dalam pasar dan begitu oleh-oleh sudah di tangan kami langsung keluar pasar dan menikmati lotek khas malioboro di depan pasar beringharjo.

Perut kenyang, haripun sudah beranjak siang… jalan kakipun kembali kami lakukan. Tujuan kami selanjutnya adalah Benteng Vredeburg. Benteng Vredeburg berarti benteng perdamaian, benteng ini dibuat oleh belanda dengan tujuan untuk mengamati dan memantau setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh pihak keraton. Memang Benteng ini terlatak tidak jauh dari keraton jogja, jaraknya hanya sekitar kurang dari 1 km saja. Didalam benteng ini terdapat 4 ruang diorama, gambar-gambar perjuangan, rute gerilyanya Panglima Sudirman serta berbagai benda bersejarah lainnya. Disitu kami sempatkan untuk naik keatas benteng, dari atas benteng tampak kemegahan Gedung Agung dan padatnya jalanan malioboro. Setelah kami rasa cukup berada di Benteng Vredeburg maka kami segera cabut dan beralih menuju Gedung Agung Jogjakarta.
Gedung Agung terlihat begitu cantik dari depan, salah satu Istana Kepresidenan ini cukup megah dan terawat. Sangat besar keinginan kami untuk bisa masuk ke dalamnya, sayangnya kami tak mengantongi izin yang cukup untuk itu. Maka dari itu kami harus puas memandangi Gedung Agung ini dari balik pagarnya yang kokoh. Setelah kami mengambil gambar secukupnya, kami melanjutkan perjalanan kembali untuk mencari spot-spot menarik lainnya.

Banyaknya loji atau bangunan cagar budaya di sekitar Malioboro membuat para pecinta fotografi dan wisata budaya menjadikannya sebagai surga bagi mereka, tentunya termasuk kami didalamnya. Kami sempatkan dalam perjalanan kami untuk mengabadikan antiknya Kantor pos besar  Jogja, eksotisme gedung BNI dan gedung BI serta Monumen Serangan Umum 1 Maret.

Selesai itu semua jam sudah menunjukkan pukul 10.20 WIB, padahal tidak lama lagi waktu sholat jum’at akan tiba. Dengan terpaksa akhirnya rencana untuk mengunjungi Museum Sonobudoyo kami batalkan, kami lebih memilih untuk mengunjungi Keraton Jogja.  Dalam perjalanan menuju keraton, kami bertemu dengan turis dari Italia, kebetulan mereka tidak tahu kemana arah keraton maka jadilah kami berangkat atau lebih tepatnya jalan kaki bersama menuju keraton dengan melewati tengah Alun-alun Utara. Begitu sampai di tengah Alun-alun dan mendekati beringin kembar, cuaca yang dari tadi pagi terik mendadak menjadi mendung dan hujan turun dengan lebatnya. Posisi kami dan turis Italia ini tepat berada di tengah Alun-alun dan tidak ada tempat untuk berteduh, jadilah kami lari pontang-panting untuk mencari Angkringan terdekat sebagai tempat berteduh.

Hujan turun tidak begitu lama,10 menit kemudian hujan sudah mulai reda dan kamipun langsung masuk keraton setelah sebelumnya membeli tiket terlebih dahulu. Begitu tiba didalam keraton kami hanya bisa terkesima melihat segala sesuatu yang ada didalamnya. Keraton Ngayogyakarta Hadinigrat ini begitu unik, mulai struktur bangunannya, para abdi dalemnya, benda-benda koleksinya, adat istiadatnya sampai pada aura mistiknya yang cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri.

Karena harus segera menunaikan sholat jum’at, maka kami tidak bisa berlama-lama berada di dalam keraton. Ketika jam sudah menunjukkan angka 11.30 WIB, kami meninggalkan keraton dan disambut oleh Kusuma. Rencana awal dalam backpacker ini, kusuma adalah tour guide kami, tapi ternyata dia baru muncul sekarang, padahal kami sudah berkeliling jogja mulai kemarin. Tak dapat dipungkiri setelah melakukan perjalanan kaki dari pagi hari dengan beban tas yang cukup berat maka haus dan dahaga menyerang kami. Kami istirahat sejenak di angkringan terdekat sambil menikmati segelas es teh manis. Disitu kami sepakat untuk berpisah sementara, aku dan jauhar sholat jum’at di Masjid Gedhe Kauman sedangkan ifah dan kusuma tetap di angkringan sambil menunggu kami.

Setelah jum’atan usai kami bergegas melanjutkan perjalanan. Tujuan berikutnya adalah Museum kereta keraton. Kami tetap jalan kaki menuju kesana dan dibelakang kami, kusuma mengikuti dengan motornya. Didalam museum kereta ini berbagai macam jenis kereta keraton dipamerkan termasuk replika kuda penariknya juga dipamerkan bahkan dibuat persis seperti ukuran aslinya. Hawa mistis dalam museum ini terasa sangat kuat terlebih jika masuk dalam ruang utama museum, kata petugasnya jika kami beruntung maka kami akan mendapatkan sosok makhluk lain dalam hasil jepretan kamera kami.

Cuaca terik Jogja siang ini tak  menghalangi perjalanan kami, sebelum melanjutkan ke obyek wisata selanjutnya kami mampir di toko penjual oleh-oleh, kami beli bakpia pathok 25 dan jajanan khas jogja lainnya. Baru setelah itu kami jalan lagi melewati pasar burung ngasem untuk selanjutnya menuju Petirtaan Tamansari.

Tamansari adalah sebuah petirtaan milik keluarga keraton, terdapat beberapa kolam besar didalamnya dengan ornament-ornament disekitar kolam yang cukup cantik. Ada juga lorong-lorong di tamansari yang katanya bisa tembus ke laut kidul tempat Nyi Roro Kidul bermukim. Di tamansari kami juga menjumpai pembuat wayang kulit dan pembuat batik tulis, ada juga Masjid Soko Tunggal yang berada di depan komplek tamansari. Kami sudah janjian dengan krisna untuk melanjutkan perjalanan ke parangtritis, sambil menunggu krisna kami istirahat sejenak di masjid ini sambil men-charger­ baterai kamera kami yang akan habis. Hal ini juga dimanfaatkan ifah untuk membeli oleh-oleh dengan ditemani kusuma.

Sampai jam 14.45 krisna belum tiba juga di kawasan tamansari, padahal pada rencana awal seharusnya jam 15.00 kita sudah harus naik bus ke parangtritis sehingga kita masih bisa menikmati sunset di pantai parangtritis. Ternyata setelah dihubungi krisna masih terjebak macet  di dalam bus trans jogja, mau tidak mau kita ubah rencana yang ada. Tempat ketemuan yang semula di tamansari kita ubah di sekitaran tempat mangkal bus tujuan parangtritis di daerah jokteng wetan (pojok benteng wetan).
Sembari menunggu krisna sampai, kami juga bergegas berangkat ke jokteng wetan. Berhubung kami jalan kaki dan tidak tahu akan medan jalan yang akan dilalui serta hanya berbekal peta kecil, maka tentunya kami membutuhkan waktu yang agak lama. Capeknya kaki mulai terasa, apalagi beberapa kali ifah terlihat tertinggal dibelakang, kusuma juga sudah hilang entah kemana mendahului kami. Tiba di pojok benteng jam sudah menunjuk angka 15.20 dan krisna belum juga sampai, dia masih sampai di sekitaran malioboro dan terjebak kemacetan. Lama kami menunggu sampai akhirnya kusuma berangkat terlebih dahulu ke parangtritis.

Sekitar jam 16.00 dari kejauhan terlihat krisna berjalan dari halte bus trans jogja, kami langsung menyambutnya dan langsung tancap gas mencari bus ke arah “Paris”, sebutan khas jogja tentang parangtritis. Saat itu bus sudah penuh sesak dan mengharuskan kami berdiri jika ingin cepat sampai tujuan, dalam perjalanannya beberapa kali bus berhenti agak lama untuk mencari penumpang. Jam 16.50 kami tiba di jalanan pantai parangtritis, tidak lama kusuma menjemput dan mengajak kami langsung ke penginapan. Setelah berkenalan singkat dengan pemilik penginapan dan menunaikan shalat asar, kami bergegas menuju pantai untuk mengejar sunset.

Kusuma kami ajak tapi dia takut kemalaman, mengingat jalur yang dia tempuh untuk pulang agak jauh dan dia sendirian, kami juga tidak bisa memaksa mengingat pertimbangan yang dia gunakan adalah faktor keamanan. Untuk itu sebagai tanda perpisahan dan ucapan terima kasih dari kami, sejenak kami berfoto bersama di sekitar penginapan yang telah dia siapkan. Terima kasih kusuma, jasamu tak akan kami lupakan… hehehe… J

Di pantai pangtritis kami disuguhi oleh deburan ombak besar khas pantai selatan, angin lautnya menyejukkan jiwa kami. Sore ini pantai tidak terlalu penuh, beda jika kami berkunjung pada pagi hari. Disitu kami main kejar-kejaran, main ombak dan air pantai, berenang serta tentunya tak lupa hunting foto ditemani bendi parangtritis, olahraga paralayang serta lalu-lalangnya motor ATV. Saat itu matahari semakin menunjukkan sinarnya  yang terang pertanda sunset akan segera berlangsung dan subhanallah kami melihat sunset dengan sangat indah bahkan tak kalah indah dengan sunsetnya pantai kuta di bali. Kami terus menikmati suasana ini sampai keadaan pantai sudah setengah gelap. Walaupun kami berada di pantai cuma sekitar 1 jam tapi itu sudah lebih dari cukup menurut kami. Kami sangat puas melihat dan menikmati salah satu ciptaan Tuhan sore itu.

Setelah bersih diri serta shalat maghrib dan isya berjamaah, kami istirahatkan diri di teras penginapan setelah seharian penuh tenaga kami terkuras habis. Disertai canda tawa dan saling bercerita mengenai perjalanan hari ini, kami sangat bersyukur bisa menikmati beragam eksotisme Jogjakarta. Saat itu timbul pikiran iseng kami untuk menikmati pantai parangtritis pada malam hari tetapi mengingat suasana sekitar penginapan sudah sepi dan ada perempuan dalam rombongan kami maka jauhar serta krisna mensurvei terlebih dahulu keadaan pantai malam itu. Tak lama mereka kembali ke penginapan dan menurut mereka lebih baik membatalkan rencana ke pantai malam itu karena pantai sudah sangat sepi dan gelap sehingga tidak pantas dan berbahaya jika kami berangkat ke pantai malam itu.
Karena acara gagal, maka acara guyonan di teras penginapan kami lanjutkan kembali sambil menghitung keuangan kami hari itu. Proses penghitungan saat itu berlangsung begitu rumit, maklum karena uang kami tercampur satu sama lain, setelah didapatkan hasil hitungan ternyata dapat diambil kesimpulan bahwa perjalanan hari itu selain menghabiskan tenaga kami juga menghabiskan keuangan kami… hehehe.

Kami terus bercengkerama dan bergurau walaupun sudah larut malam, sekitar jam 24.00 aku memilih untuk istirahat terlebih dahulu karena besok juga akan melanjutkan perjalanan lagi sedangkan ifah, jauhar dan krisna baru tidur sekitar jam 3 pagi. Pada pagi hari menjelang subuh terdengar suara gaduh di sekitaran penginapan, banyak rombongan wisata datang dari berbagai daerah ke pantai parangtritis ini. Tak lama setelah itu  hujan turun dengan derasnya.

Jam 5 pagi kami bangun untuk sholat subuh, mandi dan persiapan untuk check-out. Setelah itu sekitar jam 05.30 kami berpamitan ke pemilik penginapan kemudian meninggalkan kawasan parangtritis untuk mencari bus tujuan terminal giwangan. Pagi itu kami batalkan 2 rencana kami, yang pertama kami tidak mengunjungi pantai lagi untuk melihat sunrise karena saat itu sedang hujan, sedangkan yang kedua kami membatalkan kunjungan kami ke candi prambanan karena sudah sangat tipisnya keuangan kami sehingga hanya cukup untuk beli tiket bus pulang serta makan 1 kali.

Kami tiba di terminal giwangan Jogjakarta sekitar jam 07.00, cukup lama juga kami berada di bus feeder ini. Baru pertama kali ini kami menginjakkan kaki di terminal giwangan sehingga begitu turun bus kota kami bingung mau naik bus di sebelah mana. Setelah sedikit bertanya dan muter-muter maka kami bisa menemukan bus yang akan kami naiki. Kami memilih Bus Sugeng Rahayu ATB (AC Tarif Biasa) dengan nopol W 7011 UZ dengan livery lumba-lumba yang sangat cantik, Bus ini merupakan armada terbaru dari PO Sumber Grup dan masih saudara dengan Sumber Kencono yang merupakan penguasa jalanan Surabaya-Yogyakarta.

Kami memilih untuk membeli tiket hanya sampai madiun, dengan tujuan agar kami bisa istirahat dan bisa menikmati pecel khas madiun.  Bus sugeng rahayu tiba di Terminal Tirtonadi Solo sekitar pukul 09.30 dan sampai di Terminal Madiun sekitar jam 12.00. Kami istirahat sejenak dan langsung menuju ke penjaja nasi pecel, maklumlah sejak pagi perut kami belum terisi apa-apa kecuali air.

Selepas mengisi perut kami lanjutkan kembali perjalanan pulang dengan menumpang Bus Sumber Selamat ATB dengan nopol W 7578 UY, bus ini juga merupakan salah satu bus PO Sumber Grup, masih saudara juga dengan Sumber Kencono dan Sugeng Rahayu. Perjalanan dengan bus yang kedua ini cukup mendebarkan karena bus sering mendahului kendaraan lainnya. Sampai pada akhirnya kami tiba di Terminal Kertajaya Mojokerto pada pukul 15.30 WIB. Walaupun perjalanan pulang ini memakan waktu selama 8,5 jam tetapi kami sangat puas  sekali. Jogjakarta sangat eksotis dan mempesona, tak ada rasa sesal dan kami akan selalu kangen dengan Jogjakarta, kota yang penuh dengan warisan budayanya. Alhamdulillah kami telah tiba dari perjalanan backpacker kami dengan selamat. ()


NB: bagi yang udah baca ditunggu komentarnya di kotak shoutbox sebelah atau komentar dibawah ya....^_^

Minggu, 15 April 2012

KAOS TOMBO KANGEN

LIMITED EDITION for KOMA BK 2007



Sudah hampir 1 tahun kita berpisah dengan teman2 BK A 2007, tentunya kengen dan rindu sesekali pernah terasa. banyak kebersamaan kita yang tidak mudah terlupa, album foto salah satu obat kangen itu, dan begitu melihat salah satu foto yang ada maka timbul keinginan untuk membuat kaos yang ada gambarnya anak2. Kaos spesial limited edition untuk KOMA BK A 2007, Monggo yang berkenan

HARGA : Rp. 50.000,-

SPESIFIKASI:
1. Bahan : Cotton combed 20s, Sablon rubber/pigment, jahit rantai
2. Ukuran :
COWOK:
Ukuran = Panjang x Lebar
S = 61 X 45
M = 63 X 50
L = 67 X 52
XL = 71 X 55 tambah Rp.4000,-
CEWEK:
Ukuran = Panjang x Lebar Perut x Lebar Pinggang
S = 55 X 35 X 42
M = 58 X 37 X 45
L = 60 X 40 X 49
XL = 63 X 45 X 55

KETERANGAN :
1. Kaos system pre order, tidak ready stock
2. Waktu produksi 3 hari - 1 minggu setelah sesi transfer selesai. (7 -13 Mei 2012)
3. Produksi dilakukan jika semua pemesan telah membayar lunas.
4. Pemesanan dan pembayaran bisa dilakukan mulai tgl 17 April – 6 Mei 2012.
5. Kaos akan diproduksi jika telah memenuhi quota pesanan sebanyak 20 kaos.
6. Harga kaos Rp.50.000,- all size kecuali XL untuk cowok tambah Rp 4000,-
7. Harga belum termasuk Ongkos kirim.
8. Pengiriman menggunakan jasa JNE, berikut daftar Ongkirnya :
Blitar 17.500, bondowoso 17.500, bojonegoro 17.500, jombang 12.500, Kediri 12.500, lamongan 15.000, madiun 15.000, magetan 17.500, mojokerto 15.000, nganjuk 17.500, ngawi 17.500, pamekasan 20.500, ponorogo 17.500, sampang 20.500, trenggalek 16.000, tulungagung 16.000, atambua NTT 55.500, waingapu NTT 69.000, padang 33.000. Surabaya, Gresik, Sidoarjo Gratis ongkir tapi harus mengambil di kampus.

PEMESANAN :
SMS dengan format : nama, alamat lengkap dan kode pos (untuk memudahkan pengiriman), size dan jumlah kirim ke 0856 4680 3173. Contoh: Rozaq, Kranggan Gang 4 No.20 Kec.Prajuritkulon Kota Mojokerto Kodepos 61321, M, 1 buah.

PEMBAYARAN :
Pembayaran dilakukan dengan mentransfer total biaya (kaos+ongkir) ke : Rekening BRI a.n. Abdul Rozaq, nomor rekening 1157-01-001665-50-6. Setelah transfer segera sms dan simpan bukti pembayaran. Untuk daerah Surabaya, gresik dan sidoarjo bisa langsung bayar di kampus dengan janjian terlebih dahulu.