Minggu, 07 Agustus 2011

PENYAIR DAN PEMBUAT ARANG

PENYAIR DAN PEMBUAT ARANG
Selayang pandang tujuan hidup

Ada seorang penyair dan sastrawan terkenal di negeri ini. Puisi-puisinya cukup menawan, pentas-pentas yang diselenggarakannya sudah berkelas internasional, siapapun kagum dengan karya-karyanya tetapi dia hidup dalam keterbatasan ekonomi. Untuk beli mobil yang agak mewah saja tidak pernah bisa terwujud, penghargaan-penghargaan yang diraihnya hanyalah berupa penghargaan bukan berupa keberlimpahan ekonomi. Sampai suatu saat dia protes kepada Tuhan. Pergilah dia ke puncak gunung lawu, disana dia ajak Tuhan berkomunikasi dengannya. Dalam protesnya di puncak gunung itu dia mengatakan, “Wahai Tuhan, sekarang ini aku engkau anugerahi suatu kelebihan berupa syair-syair puisi, saat ini aku engkau beri kejernihan pikiran dalam merespon berbagai keadaan ke dalam bait-bait tulisan yang mampu mempesona siapa saja yang mendengarkannya, tetapi Tuhan aku rasa semua ini percuma saja karena sekarang aku masih hidup dalam berbagai keterbatasan. Bukan aku yang menyia-nyiakan kelebihan yang engkau anugerahkan kepadaku tetapi engkau sendirilah yang tidak memberikan aku rezekimu lewat kelebihan yang aku miliki ini. Lalu bagaimana aku hidup dihari-hari mendatang ini Ya Tuhan? Sekarang aku bertanya kepadaMu, apa sebenarnya yang engkau mau Tuhan???”
Tetapi setelah protes yang disampaikannya di puncak gunung itu dia juga tetap tidak memperoleh jawaban dari Sang Tuhan. Akhirnya diputuskan kalau dia akan turun gunung, dalam perjalanannya turun gunung, dia menjumpai seorang pembuat arang di suatu perkampungan. Sambil istirahat dia berbincang dengan sang pembuat arang ini, sampai sang penyair ini bertanya kepada pembuat arang. “Bapak, seandainya Tuhan akan mengabulkan keinginan yang bapak inginkan, apakah keinginan yang bapak inginkan itu?”. Dengan entengnya pembuat arang itu menjawab, “Aku hanya ingin arang yang aku buat esok lebih baik dari arang yang aku buat hari ini!!”. Maka saat itu tersentaklah sang penyair ini, beraninya dia protes kepada Tuhan sedangkan pembuat arang ini saja hanya ingin karyanya agar bisa lebih baik dari yang sebelumnya. Subhanallah.

Balai pemuda, 21 Januari 2011
Disarikan dari Bangbang wetan

1 komentar: