Dalam sendirimu aku masih ingin menemani mengembalikan senyummu yang kini sulit terkembang. Sekedar membuka suasana canda dalam tangisan pedihlah yang aku mampu lakukan. Aku kini teringat ketika kita menyusuri lorong panjang padatnya jalanan kota metropolis yang dihiasi bermacam gedung bertingkat dan dihambat oleh banyaknya lampu merah jalanan.begitu bersemangatnya engkau menghitung setiap lampu merah yang telah kita lalui, tapi engkau lebih bersemangat lagi ketika tidak bisa lolos dan terjebak dalam penatnya lampu merah itu. Suatu kenangan yang manis ya, tapi mungkin itu sulit untuk terulang lagi kini. Masih ada satu lagi cerita menarik kita, pasti masih ingat di benak kita, saat kita selalu mencari para penjaja jajanan malam dan pria-pria cantik yang berdiri di tengah gelapnya lampu jembatan. Sungguh terpesona engkau dengan kecantikan pria itu, tapi saat kucoba memperlahan laju motor dan berusaha menggodanya, engkau malah ketakutan. Hem, lucu ya? Ah tapi sayang, dalam canda itu kita bisa bersama, tapi dalam duka kini sungguh terasa sulit untuk hanya sekedar menghampirimu.
Aku mohon maaf padamu wahai hati yang pernah tersakiti, semoga senyumanmu mampu segera menghias di wajahmu yang suci itu. Aku takut engkau terluka dan aku tak mau engkau menderita, maka aku akan mencoba mengambil jalan terbaik bagi kita. Terima kasih untuk semua yang pernah ada di antara kita.
Mojokerto
Juni 12, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar