Kini aku terdiam mempertanyakan sebuah keputusan. Yang sedari awal aku berhasil menghindarinya. Kini satu orang telah terluka karenanya, terkikis hatinya menyatakan kegeramannya pada harapku. Aku kini berada di pojok bimbang, memikir dan mempertimbangkan pentingnya kejujuran. Dimana nanti kejujuran itu yang akan membuat banyak hati terluka.
Kini aku terpaku dalam sunyinya keramaian, kini aku tak mampu harus berbuat apa. Keputusan itu telah membuat banyak dendam disekitar hati suci yang terluka. Keputusan itu yang membuat aku kinibertanggung jawab atas semua. Ada kala aku berpikir semua ini telah tepat, menyelamatkan sosok suci yang tak berdosa. Ada saat aku rasa ini benar, membantu sosok yang terluka, membantunya berdiri dari keterpurukan.
Aku sekarang bertanya mengenai tanggung jawabku pada mereka. Aku sadar kini sosok suci itu terluka da menangis dalam asanya yang terbuang. Yang dia merasa jiwanya terlecehkan dan terkerdilkan oleh sebuah keputusan dalam ucapan.
Aku tahu kini aku harus membina sesuatu yang katanya bernama kebahagiaan. Yang semoga itu bukanlah suatu yang semu belaka. Yang semoga tidak ada sesal di dalamnya. Yang semoga tidak ada yang tersakiti lagi karenanya. Yang semoga diapun bahagia karenanya. Dan yang semoga hati suci itu tetap mampu memberikan ilmu dan sinarnya kepada semua.
Janganlah suruh aku untuk menjelaskan apa yang aku ucap itu, karena aku kini belum mampu, karena aku kini hanya berharap agar engkau mampu kembali tersenyum dalam dekapan sahabatmu. Agar aku mampu tersenyum bersamanya dan bukan dalam suatu kebahagiaan semu. Aku akan konsisten dengan semua itu.
Juni 9, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar