Minggu, 18 September 2011

BANGSAKU SEKARANG


Dunia saiki wis katene ambruk, satelit palapa yang dimiliki oleh Indonesia tercinta ini setahun lagi sudah tidak beredar, padahal tiap sms itu pakai satelit trus tiap telepon yang pakai HP juga memakai satelit. Lalu apa yang terjadi apabila satelit satu-satunya andalan Bangsa Indonesia ini sudah tidak beredar.
Kalau dulu yang menang yang punya kekusaaan, sing menang sing kuat setelah itu zamannya berubah sing menang yaitu sing duwe modal paling gedhe lan sing paling akeh trus setelah itu sekarang zamannya sudah berubah lagi, zaman ini disebut zaman era komunikasi dan informasi maka yang menang adalah yang mempunyai akses informasi dan komunikasi yang terbanyak. Maka Ulang Tahun Mojokerto ke 714 pada malam hari ini kita gunakan untuk nyuwun dateng ngarsane Allah SWT, berharap dan bermunajat supaya diparingi keselamatan, petunjuk dan kemudahan dari Allah SWT didunia sampai di akhirat.
Kita sekarang berada di gerbang perubahan baik itu perubahan diri sendiri, perubahan mojokerto, perubahan Indonesia dan juga perubahan dunia. Kita rubah apa yang sudah terjadi dibelakang dimulai dari malam ini, dan dengan petunjuk Allah kita rubah menjadi yang lebih baik dan lebih baik lagi, pemerintahnya bisa ngayomi dan merasakan penderitaan rakyatnya, yang dulunya banyak sekali maksiat mulai kita kurangi sedikit demi sedikit.
Sekarang ini ada Indonesian Idol, ada American Idol yang artinya Indonesian Idol adalah idola Indonesia, jika American Idol berarti idola amerika. Padahal arti dari idol sendiri kita belum bisa memahami secara benar. Idol merupakan bahasa inggris yang dalam bahasa indonesia berarti idola tetapi kata idol dalam bahasa inggris sendiri merupakan serapan dari bahasa yunani idola yang berarti berhala. Maka dari itu kita umat Islam tidak pernah mengidolakan Nabi Muhammad SAW tetapi kita hanya sebatas mencintainya dan tidak memberhalakannya dan kita hanya punya Allah SWT.
20 tahun yang lalu (kalau anda ingat) mencari orang sebanyak dalam majelis ini yang memakai jilbab sulit sekali. Banyak sekali yang menentang jika ada seorang wanita muslim yang mengenakan jilbab. Ada karyawan yang dipecat bosnya gara-gara karyawan itu hanya memakai jilbab pada saat bekerja, ada pembantu yang dianiaya majikannya karena memakai jilbab. Perjuangan untuk memakai jilbab tidak berhenti di situ saja, saya pernah membuat konser lautan jilbab bersama kiai kanjeng dan juga pernah berurusan sampai pengadilan hanya karena membela orang-orang yang tidak diperbolehkan untuk memakai jilbab. Tetapi alhamdulillah sekarang sudah terasa siapa yang menang, jilbab kini sudah memasyarakat. Dan banyak sekali keuntungan-keuntungan jika seorang muslimah mau mengenakan jilbab.
Selain jilbab bersholawat juga merupakan sebuah kebiasaan yang cukup positif, diba’an dilanggar-langgar dan musholla-musholla harus tetap di pertahankan, maka dengan hidupnya sholawat di bumi mojokerto ini akan menimbulkan “majapahit” baru yang menggantikan majapahit yang dulu. 
Bedane opo se majapahit dengan kerajaan-kerajaan lainnya? Bedanya terletak pada kekuasaannya. Artinya begini kalau kerajaan majapahit kekuasaanya terletak pada dewa-dewa, kalau kerajaan demak kekuasaanya terletak pada walisongo, kalau kerajaan pajang walisongonya sudah mulai berkurang setelah itu ganti kepada era kerajaan mataram dan yang berkuasa disini adalah Nyai roro kidul.
Sebelum ressufle kabinet kemarin, pak SBY meminta untuk bertemu saya, dan sebenarnya SBY iku wong apik, cuman rumongso pinter, rumongso duwe ilmune tapi durung duwe pengalaman. Ibarat seperti ini sampeyan kate masak wis duwe resep, cuma belum pernah nyoba tetapi anda PD dan yakin sampeyan isok masak resep mau, tapi dadi opo gak, sampeyan juga belum tahu. Nah seperti itu SBY sekarang.
SBY juga bisa diibaratkan gelas yang sudah berisi jadi ketika diisi lagi oleh air maka air akan tumpah, kalau pak harto seperti gelas yang masih kosong dan walaupun sudah penuh dia kan tetap bersikap seperti gelas yang masih kosong jadi ilmu yang dimiliki oleh orang lain bisa diserap semuanya oleh pak harto. Lain lagi dengan pak karno, beliau bersikap bukan seperti gelas tetapi seperti sing ngiseni gelas. Kalau Gus Dur seperti gelas tetapi gelasnya bolong jadi diisi sebanyak apapun tidak penuh-penuh. Kalau habibie bukan gelas tetapi sloky. Lain halnya dengan megawati, beliau ini malah tidak punya gelas jadi agak repot kalau mau ngisi air lha wong tidak punya gelas. Maksudnya hampir semua presiden Indonesia pernah menjdi rakyat kecil sehingga mengerti penderitaan rakyat kecuali mbak mega ini, sejak kecil sudah menjadi anak presiden dan tidak pernah ngerti susahnya rakyat. 
Dan ketika bertemu pak SBY, beliau minta saran saya tentang ressufle, maka saya jawab, pak cara meresuffle itu ada 4 macam yaitu :
  1. ganti saja menteri yang sedang sakit.
  2. ganti menteri yang jarene wong akeh punya masalah tetapi harus diselidiki dahulu masalahnya.
  3. ganti menteri yang bekerjanya kurang baik
  4. ketika mengganti menteri harus menghitung dahulu latar belakang parpol masing-masing.
Kita sudah masuk era reformasi tetapi kita tidak mau belajar reformasi dari sunan ampel, sunan kalijogo, patih gajahmada, raden wijaya, arya penangsang dan tokoh-tokoh terdahulu yang sudah terbukti mampu mengelola stabilitas pemerintahan negara atau kerajaannya. Jika anda ingat ada teori kuno yang mengatakan “ono’e beras sakdurunge pari” artinya adalah kesadaran historis, sak modern-modernne kowe isih tetep anake wong ndeso. Maka kalau buat pemerintahan atau parpol yo ngono !!
Seperti contoh beberapa partai berikut :
v     Golkar : pemilihnya kebanyakan orang desa yang ngerti apa-apa yang jumlahnya cukup banyak dan pemimpinnya orang-orang birokrat dan kapitalis yang mampu memikirkan bagaimana supaya partai ini bisa menang.
v     PDI-P     : partai yang berbasis rakyat jelata dan abangan yang jumlahnya juga cukup besar tetapi pemimpinya bukan berasal dari rakyat dan tidak mengerti masalah-masalah da penderitaan yang dialami para rakyat.
v     PKS        : bisa diibaratkan seperti beras genetik atau partai yang mengadopsi pemikiran-pemikiran dari luar negeri khususnya negara islam tetapi sayangnya tidak mempunyai keterkaitan tradisi dengan Indonesia dan kadang malah banyak menimbulkan salah paham.
v     PAN & PKB : masa kedua partai ini merupakan masa yang paling jelas dan partai yang paling cocok bagi umat islam di Indonesia tetapi sayangnya pemimpin dari kedua partai ini kurang bisa memahami tradisinya.
Setelah mengetahui semua itu lalu siapa yang akan kita bantu dalam pemilu 2009 mendatang ? kalau saya semuanya harus dibantu,  semuanya harus didukung dan yang paling pantas untuk didukung adalah sing apik lan sing akeh manfaate kanggo rakyat.
Disadari atau tidak kebangkitan Indonesia akan berasal dari kebangkitan lokal atau daerah. Itu tentunya tak terlepas dari peran serta bupatinya. Nah, bupati sendiri itu macamnya ada 3, yaitu :
  • Bupati yang ingat bahwa dia itu bupati maksudnya dia itu bangga kalau dia itu jadi bupati walaupun jabatan bupati tidak digunakan yang macam-macam tapi dia sudah cukup bangga dengan manyandang gelar bupati.
  • Bupati yang sadar bahwa jabatannya sebagai bupati bisa digunakan untuk memperkaya diri sendiri.
  • Bupati yang didalam hati dan dirinya justru tidak ada dirinya, yang ada hanya Allah SWT dan rakyatnya.
Bupati tipe ketiga ini sesuai dengan Rosulullah SAW. Ketika Nabi menghadap Allah yang disambatno itu keadaan umatnya tidak pernah beliau sambat tentang dirinya. Demikian sebaliknya jika Nabi menghadapi umatnya hanya perintah, petunjuk dan larangan Allah SWT yang disampaikan kepada umatnya.
Itulah yang dinamakan Manunggaling kawulo, Manunggaling Gusti. Jadi sebisa mungkin pemimpin-pemimpin tipe ketiga ini berusaha untuk tidak sampai nglarani rakyate karena nanti Gusti Allah yang sakit. Dan juga jangan sampai menyakiti Gusti Allah nanti bisa jadi rakyatnya yang akan sakit.
Walaupun kebaikan-kebaikan seperti itu banyak tidak dihargai oleh orang lain tapi nggak usah khawatir karena berbuat baik karena Allah sama saja dengan memberikan pinjaman Allah. Dan barang siapa mau memberikan pinjaman kepada Allah, maka Allah akan mengembalikannya dengan berlipat-lipat. Jadi semakin banyak anda berbuat baik dan semakin banyak sampeyan gak diregani wong. Tenang saja, nanti Allah yang akan membalas kebaikan anda.    

Dikutip dari :
EMHA AINUN NADJIB (YOGYAKARTA)
Bersama Kiai Kanjeng
Dalam Tausyiyah memperingati HUT. Kab.  Mojokerto ke 714

Tidak ada komentar:

Posting Komentar